Senyum Yang Tak Sempurna

Senyum yang tak sempurna, mungkin itu yang bisa kita gambarkan dari kehidupan kebanyakan orang, senyum yang ada karena secuil kebahagiaan yang muncul namun segera pergi lagi, senyum ikhlas yang hanya timbul sementara, sejenak semua itu membuatku berfikir saat melihat disekeliling, melangkah dipinggir jalan Ibukota yang sesak dan padat oleh polusi kendaraan bermotor, aku sedang menuju gedung Asean di jakarta, tepampang poster berukuran jumbo yang menggambarkan senyum indah merona kakek nenek dan beberapa anak-anak.
ASEAN. 23-01-2009 .

Masyarakat perkotaan khususnya jakarta sekarang jarang  terlihat yang tersenyum dengan ikhlas, senyum untuk menyapapun sudah sangat langka terlihat di Ibukota ini, mereka terlalu sibuk untuk melemparkan senyum diantara kerumunan manusia yang berjejal mencari nafkah di ibukota, rasa saling menghargai seakan mulai sirna.

.ASEAN.. 23-01-2009
Sebuah metamorfosa kehidupan yang semaktin lama semakin jauh dari etika, dan sekarang ini nilai sopan santun dan rasa saling peduli seakan sudah mulai mengikis khususnya di kota-kota besar, kalau dipedesaan kita masih bisa melihat di setiap sendi kehidupan bermasyarakat rasa saling peduli dan menghormati masih kental, saling melemparkan senyum, saling sapa dan saling bergotong royong.
Sebagai mahluk yang selalu hidup berkoloni rasa peduli dan bersatu itu sangat dibutuhkan, karena kita hidup disebuah lingkungan atau dalam sebuah masyarakat, yang mana hidup kita akan dipengaruhi orang lain dan sebaliknya, dan resistensi kita menghadapi suatu masalah itu juga ditentukan dilingkungan mana kita hidup dan tumbuh, dimana dalam ruang kehidupan yang kita huni ini menentukan sekali bagaimana kita harus berfikir dan bagaimana kita bertindak dalam menghadapi suatu masalah.
Sebuah kultur hidup yang tercipta dalam sebuah lingkungan yang mengharuskan setiap penghuninya untuk bertahan hidup dengan keras, itulah yang membuat senyum menjadi lebih mahal dan yang membuat senyum itu tak lagi sempurna, karena keikhlasan dan nilai kebahagiaan sudah tidak terkandung lagi dalam senyuman.

0 Response to "Senyum Yang Tak Sempurna"

Post a Comment

DITUNGGU KOMENTARNYA