Petani yang menunggu hujan berhenti

image Pagi ini hujan mengguyur desa pematang tahalo, walaupun tidak terlalu deras itu sudah cukup untuk mengacaukan jadwal para warga yang seharusnya sudah asik mengurus kebun dan ladangnya. Wajarlah kalau pagi ini para penduduk bayak yang melamun sambil menunggu hujan reda, tapi suasana seperti ini jarang kita jumpai dikota-kota besar khususnya Jakarta, yang ada hanya suara bising kendaraan bermotor.


Bertepatan dengan bulan puasa hujan sering sekali turun, hal ini menyebabkan kemungkinan gagal penen tinggi, karena dengan kondisi curah hujan yang terlalu sering membuat tanaman jagung yang suda mulai berbunga akhirnya gugur, hujan memang rahmat dari illahi seperti dalam firmannya “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. QS Al A’raaf 57”




Namun hujan bisa juga menjadi bencana kalau telalu sering dan dengan  intensitas yang telalu tinggi, kita memang harus bisa menjadi manusia yang selalu bersyukur dengan nikmat tuhan yang diberikan kepada kita, apapun bentuknya pasti semua itu baik untuk kita semua. 



Sambil menikmati segelas kopi dan pisang goreng terlihat disalah satu pojok rumah warga yang tak jauh dari rumahku, begitu nikmat bapak ini menikmati santapan paginya, sambil tangannya mengambil sehelai kertas papir tembakau dan cengkih yang di racik dengan tangan kasarnya jadilah rokok yang menemani sarapan paginya dan sebentar-sebentar melihat langit berharap hujan segera berhenti karena kebun dan ladangnya sudah menanti dari pagi hari.



Sebagian besar warga dikampung ini bekerja sebagai petani, dan dari keringatnyalah tanah ini diolah dan menghasilkan berbagaimacam tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup.


0 Response to "Petani yang menunggu hujan berhenti"

Post a Comment

DITUNGGU KOMENTARNYA